BREAKING NEWS
Showing posts with label Informasi. Show all posts
Showing posts with label Informasi. Show all posts

Sekolah, Paulo Freire, dan Pendidikan Alternatif

Sekolah, Paulo Freire, dan Pendidikan Alternatif
CAHAYASIRA, Surabaya - Sudah lama dunia pendidikan formal (sekolah) kita dikritik sebagai tempat yang kurang nyaman bagi siswa didik dalam mengeksplorasi dan menumbuhkembangkan jatidiri. Sekolah tak ubahnya kerangkeng penjara yang menindas para murid. Mereka harus menjadi sosok yang serba penurut, patuh, dan taat pada komando. Imbasnya, mereka menjadi sosok mekanis yang kehilangan sikap kreatif dan mandiri. Mereka belum terbebas sepenuhnya dari suasana keterpasungan dan penindasan.

Yang lebih mencemaskan, dunia persekolahan kita dinilai hanya menjadi milik anak-anak orang kaya. Usai menuntut ilmu, mereka menjadi penindas-penindas baru sebagai efek domino dari proses dan sistem yang selama ini mereka dapatkan di sekolah. Sungguh sangat beralasan jika banyak pengamat pendidikan yang menilai bahwa dunia persekolahan kita selama ini hanya melahirkan kaum penindas. Sementara itu, anak-anak dari kalangan masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki akses terhadap dunia pendidikan hanya akan menjadi kacung dan kaum tertindas.

Situasi keterpasungan dan ketertindasan yang berlangsung dalam dunia pendidikan kita, disadari atau tidak, telah menimbulkan resistensi dari para penggiat sosial. Mereka banyak merintis berdirinya pendidikan alternatif yang berupaya membebaskan peserta didik dari situasi keterpasungan dan penindasan. Kalau dalam dunia persekolahan kita identik dengan penyeragaman dan indoktrinasi, pendidikan alternatif mencoba memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan pelajaran yang disukai atau memilih jenis aktivitas yang sesuai dengan minat dan hobi mereka masing-masing, bebas upacara, bahkan bebas ujian. Tempat belajar pun tak selalu berada di sebuah gedung yang mentereng atau laboratorium ber-AC, tetapi bisa berlangsung di bawah jembatan, tepian rel kereta api, atau di gubug-gubug kardus.

Bisa jadi, maraknya pendidikan alternatif semacam itu terilhami oleh ide-ide cemerlang dari Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan asal Brasil. Ia dikenal sebagai seorang tokoh yang sangat kontroversial lantaran keberaniannya menggugat sistem pendidikan yang telah mapan dalam masyarakat Brasil. Sistem pendidikan yang ada dianggap sama sekali tidak berpihak pada rakyat miskin, tetapi sebaliknya justru mengasingkan dan menjadi alat penindasan oleh penguasa. Karena hanya menguntungkan penguasa, menurut Freire, pendidikan yang hanya melahirkan kaum penindas semacam itu harus dihapuskan dan digantikan dengan sistem pendidikan yang baru.

Sekilas tentang Paulo Freire
Freire lahir pada tanggal 19 September 1921 di Recife, Timur Laut Brasilia. Masa kanak-kanaknya dilalui dalam situasi penindasan karena orang tuanya yang kelas menengah jatuh miskin pada tahun 1929. Setamat sekolah menengah, Freire kemudian belajar Hukum, Filsafat, dan Psikologi.

Sambil kuliah, ia bekerja “part time” sebagai instuktur bahasa Potugis di sekolahmenengah. Ia meraih gelar doktor pada tahun 1959, lalu diangkat menjadi profesor. Dalam kedudukannya sebagi dosen, ia menerapkan sistem pendidikan “hadap-masalah” sebagai kebalikan dari pendidikan “gaya bank”. Sistem pendidikan hadap masalah yang penekanan utamanya pada penyadaran siswa didik menimbulkan kekhawatiran di kalangan penguasa. Oleh karena itu, ia dipenjarakan pada tahun 1964, kemudian diasingkan ke Chile. Pengasingan itu, walaupun mencabut ia dari akar budayanya yang menimbulkan ketegangan, tidak membuat idenya yang membebaskan “dipenjarakan”, tetapi sebaliknya ide itu semakin menyebar ke seluruh dunia. Ia mengajar di Universitas Havard, USA pada tahun 1969-1970.

Pandangan Paulo Freire tentang pendidikan alternatif lahir dari suatu pergumulan dalam konteks nyata yang ia hadapi dan sekaligus merupakan refleksi terhadap filsafat pendidikan yang berporos pada pemahaman tentang manusia. Masyarakat feodal (hirarkis) merupakan struktur masyarakat yang umum berpengaruh di Amerika Latin pada saat itu. Dalam masyarakat feodal yang hirarkis ini terjadi perbedaan mencolok antara strata masyarakat “atas” dengan strata masyarakat “bawah”. Golongan atas menjadi penindas masyarakat bawah dengan melalui kekuasaan politik dan akumulasi kekayaan, sehingga menyebabkan golongan masyarakat bawah menjadi semakin miskin yang sekaligus semakin menguatkan ketergantungan kaum tertindas kepada para penindas itu.

Dalam kehidupan masyarakat yang sangat kontras itu, lahirlah suatu kebudayaan yang disebut Freire dengan kebudayaan “bisu”. Kesadaran refleksi kritis tetap tidur dan tidak tergugah. Akibatnya, putaran waktu hanya dilihat sebagai sekat hari ini yang menghimpit. Manusia tenggelam dalam “hari ini” yang panjang, monoton dan membosankan, sedangkan eksistensi masa lalu dan masa akan datang belum disadari sepenuhnya. Dalam kebudayaan bisu semacam itu, kaum tertindas hanya menerima begitu saja segala perlakuan dari kaum penindas. Bahkan, ada ketakutan pada kaum tertindas akan adanya kesadaran tentang ketertindasan mereka.

Untuk menguasai realitas hidup, termasuk menyadari kebisuan itu, bahasa harus dikuasai. Menguasai bahasa berarti mempunyai kesadaran kritis dalam mengungkapkan realitas. Pendidikan yang dapat membebaskan dan memberdayakan adalah pendidikan yang membuat siswa didik dapat mendengar suaranya yang asli. Pendidikan yang relevan dalam masyarakat berbudaya bisu adalah mengajar untuk membuat mereka mampu mendengarkan suaranya sendiri dan bukan suara dari luar, termasuk suara sang pendidik.

Dalam kondisi semacam itu, Freire terpanggil untuk membebaskan masyarakatnya yang tertindas dan yang telah “dibisukan”. Pendidikan “gaya bank” dilihatnya sebagai salah satu sumber yang mengokohkan penindasan dan kebisuan itu. Disebut pendidikan gaya bank, sebab dalam proses belajar mengajar guru tidak memberikan pengertian kepada siswa didik, tetapi memindahkan sejumlah dalil atau rumusan kepada siswa untuk disimpan, yang kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk yang sama jika diperlukan. Siswa didik adalah pengumpul dan penyimpan sejumlah pengetahuan, tetapi pada akhirnya siswa didik itu sendiri yang “disimpan” karena miskinnya daya cipta. Pendidikan gaya bank dinilai hanya menguntungkan kaum penindas dalam melestarikan penindasan terhadap sesamanya manusia.

Untuk menghapuskan pendidikan gaya bank, Freire menawarkan pendidikan alternatif melalui sistem pendidikan hadap-masalah. Dalam proses pendidikan semacam ini, kontradiksi guru-murid (guru menjadi sumber segala pengetahuan, sedangkan murid menjadi orang yang tidak tahu apa-apa) tidak ada. Siswa didik tidak dilihat dan ditempatkan sebagai objek yang harus diajar dan menerima. Demikian pula sebaliknya, guru tidak berfungsi sebagai pengajar. Guru dan murid adalah sama-sama belajar dari masalah yang dihadapi. Guru dan siswa didik bersama-sama sebagai subyek dalam memecahkan permasalahan. Guru bertindak dan berfungsi sebagai koordinator yang memperlancar percakapan dialogis. Ia adalah teman dalam memecahkan permasalahan. Sementara itu, siswa didik adalah partisipan aktif dalam dialog tersebut. Materi dalam proses pendidikan pun tidak diambil dari sejumlah rumusan baku atau dalil dalam buku paket, tetapi sejumlah permasalahan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami oleh siswa didik dalam konteksnya sehari-hari.

Quovadis Dunia Pendidikan Kita?
Lantas, adakah relevansi antara pendidikan alternatif ala Freire dan dunia pendidikan(formal) kita? Dari setting sosial dan kultural, struktur masyarakat kita memang berbeda dengan kondisi masyarakat Brasil. Namun, berdasarkan struktur hierarkis masyarakat kita yang cenderung bergaya feodal, agaknya pendidikan alternatif ala Freire bisa dijadikan sebagai bahan analogi dan refleksi terhadap dunia pendidikan kita yang dinilai belum mampu membebaskan siswa didik dari keterpasungan dan ketertindasan.

Konon, pemegang kendali dalam feodalisme modern adalah kelompok pedagang/pengusaha yang menguasai ekonomi lebih dari setengah kekayaan yang ada. Kelompok tersebut mengakumulasikan kekayaan kurang lebih 80% kekayaan Indonesia, padahal jumlah mereka tidak lebih dari 20 % dari jumlah penduduk. Kedua kelompok “penindas” tersebut semakin memperkokoh kekuasaannya sebab secara praktik hanya mereka yang mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi yang sangat mahal dan terpola dalam sistem kekuasaan itu. Generasi itulah yang kemudian menjadi pewaris “tahta penindasan”. Kalau ada dari kelompok rakyat kecil yang mampu mengecap pendidikan tinggi, ia akan berubah menjadi pemegang kendali feodalisme baru, baik dalam rangka balas dendam maupun dalam “penindasan” terhadap sesama kaum “tertindas”. Salah satu kritikan Freire adalah pendidikan yang berupaya membebaskan kaum tertindas untuk menjadi penindas baru. Bagi Freire pembebasan kaum tertindas tidak dimaksudkan supaya ia bangkit menjadi penindas yang baru, tetapi supaya sekaligus membebaskan para penindas dari ketertindasannya.

Kritikan Freire agaknya masih cukup relevan jika kita kaitkan dengan fenomena korupsi yang dinilai sudah menjadi budaya yang mengakar dalam masyarakat kita. Korupsi dengan berbagai bentuknya merupakan manifestasi dari imbas proses pendidikan kita yang dianggap belum sanggup membebaskan dan mencerahkan siswa didik dari perilaku yang kerdil dan cacat moral. Mereka ingin menjadi neo-borjuis, neo-feodal, atau penindas-penindas baru secara instan melalui praktik korupsi sebagai upaya untuk mengembalikan modal sebagai dampak mahalnya biaya pendidikan. Quovadis dunia pendidikan (formal) kita kalau hanya melahirkan borjuis dan penindas-penindas baru?

Jangan salahkan pendidikan alternatif kalau dunia pendidikan (formal) kita gagal menyediakan tempat yang nyaman bagi masyarakat miskin untuk menimba ilmu. Jangan ratapi pula maraknya koruptor yang masih terus bebas melenggang mengemplang harta negara kalau tak ada perubahan mendasar dalam desain dan sistem pendidikan kita. Juga, jangan tangisi puluhan sarjana gadungan yang harus menggadaikan harkat dan martabat kemanusiaannya dengan membeli ijazah palsu kalau struktur masyarakat kita masih memberhalakan feodalisme dan borjuisme!

sumber KLIK DISINI

Seputar Pendidikan Alternatif di Indonesia

Seputar Pendidikan Alternatif di Indonesia
CAHAYASIRA, Mataram - Istilah pendidikan alternatif merupakan istilah generik dari berbagai program pendidikan yang dilakukan dengan cara berbeda dari cara tradisional. Secara umum pendidikan alternatif memiliki persamaan, yaitu: pendekatannya berisfat individual, memberi perhatian besar kepada peserta didik, orang tua/keluarga, dan pendidik serta dikembangkan berdasarkan minat dan pengalaman.

Menurut Jery Mintz (1994:xi) pendidikan alternatif dapat dikategorikan dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:
sekolah public pilihan (public choice);
sekolah/lembaga pendidikan publik untuk siswa bermasalah (student at risk);
sekolah/lembaga pendidikan swasta/independent dan
pendidikan di rumah (home-based schooling).

Sekolah Publik Pilihan; adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian sehari-hari disebut sekolah negeri yang menyelenggarakan program belajar dan pembelajaran yang berbeda dengan dengan program regular/konvensional, namun mengikuti sejumlah aturan baku yang telah ditentukan.

Contoh sekolah publik pilihan adalah sekolah terbuka / korespondeni (jarak jauh). Kondisi sekarang adalah SMP Terbuka, SMU Terbuka, Universitas Terbuka.Contoh lain adalah sekolah yang disebut sekolah magnet ( magnet school) atau sekolah bibit (seed school). Disebut sekolah magnet karena sekolah ini menawarkan program unggulan seperti dalam hal olahraga, atau seni. Disebut sekolah bibit karena program pendidikan yang diselenggarakan menghasilkan siswa-siswa yang mempunyai keunggulan dalam program yang ditekuni.

Sekolah/Lembaga Pendidikan Publik untuk Siswa Bermasalah; pengertian “siswa bermasalah” di sini meliputi mereka yang:
tinggal kelas karena lambat belajar,
nakal atau mengganggu lingkungan (termasuk lembaga permasyarakatan anak),
korban penyalahgunaan narkoba,
korban trauma dalam keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi, etnis/budaya (termasuk bagi anak suku terasing dan anak jalanan dan gelandangan),
putus sekolah karena berbagai sebab,
belum pernah mengikuti program sebelumnya. Namun tidak termasuk di dalamnya sekolah luar biasa yang dibangun untuk penyandang kelainan fisik dan/atau kelainan mental seperti tunarungu, tuna netra, tuda daksa, dsb.

Sekolah/Lembaga Pendidikan Swasta; mempunyai jenis, bentuk dan program yang sangat beragam, termasuk di dalamnya program pendidikan bercirikan agama seperti pesantren & sekolah Minggu; lembaga pendidikan bercirikan keterampilan
fungsional seperti kursus atau magang; lembaga pendidikan dengan program perawatan atau pendidikan usia dini seperti penitipan anak, kelompok bermain dan taman kanak-kanak.

Pendidikan di Rumah (Home Schooling); termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang masih dalam usia sekolah. Pendidikan ini diselenggarakan sendiri oleh orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan, seperti: menjaga anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang bertentangan dengan tradisi keluarga (misalnya pendidikan yang diberikan keluarga yang menganut fundalisme agama atau kepercayaan tertentu); menjaga anak-anak agar selamat/aman dari pengaruh negatif lingkungan; menyelamatkan anak-anak secara fisik maupun mental dari kelompok sebayanya; menghemat biaya pendidikan; dan berbagai alasan lainnya.

Dari data yang saya terima, keluarga di Amerika merasa lebih aman menyekolahkan anak mereka di rumah karena sekolah di sana adalah lembaga yang tempat dan efektif untuk berdagang narkoba, kejadian ktd (kehamilan yang tidak diinginkan), dan perilaku kekerasan dan penindasan terhadap remaja –seperti kasus STPDN dulu mungkin ya?-.

Perkembangan Pendidikan Alternatif
Bentuk pendidikan alternative tertua yang dikelola masyarakat untuk masyarakat adalah Pesantren. Diperkirakan dimulai pada abad 15, kali pertama dikembangkan oleh Raden Rahmad alias Sunan Ampel. Kemudian muncul pesantren Giri oleh Sunan Giri, pesantren Demak oleh Raden Fatah dan Pesantren Tuban oleh Sunan Bonang.

Selain pesantren, Taman Siswa didirikan pada tahun 1922. Selain Taman Siswa,Mohammad Syafei membuka sekolah di Kayutaman. Sekolah dengan semboyan,“Carilah sendiri dan kerjakanlah sendiri”. Siswa diberi keterampilan untuk membuat
sendiri meja dan kursi yang digunakan bagi mereka belajar. Namun Belanda telah membumihanguskan sekolah tersebut.

Sekolah Laboratorium IKIP Malang, lebih dikenal sebagai Sekolah LaboratoriumIbu Pakasi (SLIP) karena sekolah ini dipimpin oleh Prof. Dr. Supartinah Pakasi. Sekolah yang didirikan pada tahun 1967 yang dimulai dari pendirian Taman Kanak-kanak dan pendidikan dasar. Sekolah ini disebut juga SD 8 tahun karena memberikan pendidikan dasar setingkat SMP dalam waktu delapan tahun. Sekolah ini menarik perhatian baik pendidik dari dalam dan luar negeri.

Namun apa yang telah dibangun Ibu Pakasi harus diberhentikan tahun 1974 karena harus mengikuti program baku pemerintah dalam bentuk Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Sedangkan proyek ini belum pernah dipastikan berhasil namun harus menenggelamkan usaha yang bertahun-tahun berhasil dan teruji efektivitasnya. Hal ini merupakan intervensi yang berlebihan dari pemerintah dan patut disesalkan.

Tahun 1972 dalam rangka kerja sama SEAMEO INNOTECH Center diselenggarakan suatu model pendidikan dasar yang disebut IMPAC (Instruction Managed by Parent,
Community, and Teacher) yang di Indonesiakan dengan istilah PAMONG (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru). Proyek ini dilaksanakan di desa Alastuwo dan Kebakramat kabupaten Sukoharjo, Surakarta dibawah koordinasi Badan Pengembangan Pendidikan (sekarang menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan) dan pelaksana lapangan adalah tim IKIP Yogyakarta cabang Surakarta (yang kemudian menjadi Universitas Negeri Sebelas Maret).

Sistem Pamong dinilai berhasil karena siswa-siswanya lulus EBTA sekolah regular, dan bahkan program ini diikuti dan diikuti dan telah meluluskan sejumlah orang tua/dewasa yang belum pernah berkesempatan menamatkan pendidikan dasar.

Namun program ini terpaksa dihentikan karena adanya kebijakan pemerintah berupaSD Inpres, selain itu program PAMONG ini dianggap telah melanggar ketentuan batas usia anak sekolah dasar 6 s.d 15 tahun dengan diberikannya kesempatan orang dewasa mengikuti program tersebut.

Lain cerita, tahun 1974 Direktorat Pendidikan Masyarakat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Olahraga mengembangkan paket belajar pendidikan dasar bagi orang dewasa. Paket ini disebut KEJAR Paket A (kemudian disusul dengan Paket B) Kejar yang merupakan akronim dari Kelompok Belajar atau Bekerja dan Belajar dimaksudkan mengejar “ketertinggalan”.

Paket A terdiri dari 100 buku modul yang disusun membawa pelajaran dasar membaca, menulis, berhitung, bahasa Indonesia, kewarganegaraan dan keterampilan sebenarnya mengangkat pendidikan life skill dari masyarakat. Semula program ini dilaksanakan di tempat-tempat informal seperti balai desa dan masjid dengan pendekatan kemasyarakatan, namun tragis nasibnya, dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar Sembilan Tahun, maka pendekatan kemasyarakatan dengan sifat fungsional dan life skill ini harus digantikan dengan kurikulum baku Sekolah Dasar.

Timbul gonjang-ganjing karena meluapnya lulusan Sekolah Dasar dan tidak tertampung di SMP regular dan menimbulkan keresahan sosial maka tahun 1979 dirintis SMP Terbuka oleh Pustekkom Dikbud. SMP Terbuka dinilai sangat berhasil karena telah dilaksanakan di seluruh propinsi dan tercatat pada tahun 1998/1999 telah dikembangkan di 2.356 lokasi dengan siswa lk 280.000 orang. SMP Terbuka sekarang telah dikembangkan menjadi SMU Terbuka .

“Universitas Tikyan” merupakan satu sebutan pendidikan bagi anak-anak jalanan di daerah Yogyakarta tahun 1988 namun baru beroperasi tahun 1996 oleh Yayasan Humana). Istilah Tikyan ini dipopulerkan oleh wartawan Media Indonesia yang merupakan singkatan “sitik-sitik lumayan” Berbagai macam keterampilan di ajarkan oleh kampus ini seperti membatik, kerajinan tangan, membuat kertas daur ulang kerajinan kayu, melukis dan lain-lain. (Media Indonesia, Minggu 25 Oktober 1998:9). Kampus Tikyan tentu saja tidak menerbitkan ijasah karena tujuan pendidikan mereka adalah memanusiakan manusia. Pendidikan semacam Tikyan yang juga disebut rumah singgah tentu sangat banyak di Indonesia.

Pengalaman saya ketika di kampus IKIP Jakarta adalah kami menjalankan pendidikan Taman Kanak-Kanak Keliling (TK Keliling) lewat Unit Kegiatan Mahasiswa kami. TK Keliling ini didirikan tahun 1982 dan syukur alhamdulillah masih terus berjalan hingga kini. Tujuan TK Keliling adalah mengenalkan pendidikan dini bagi anak-anak di daerah tertinggal atau slum area (belum pernah kan ngerasain dicium murid dengan ingus yang terus ngalir? hehehe…)

Mengenai Pendidikan di Rumah (Home Schooling/Home Based Schooling) di Indononesia saya belum mendapat data yang pas, meskipun saya yakin pendidikan tersebut telah ada dan berkembang di Indonesia. Namun saya sempat mencatat, kelompok masyarakat yang menyelenggarakan Home Schoolingdi Indonesia adalah Kelompok Musik Sufi Debu yang dipimpin oleh Syeh Yusuf. Mereka menyelenggarakan sendiri pendidikan bagi keluarga dan anak mereka.

Kalau di Amerika Home Schooling telah dilaksanakan baik lokal maupun nasional. Organisasi Home Schooling yang bersifat nasional di Amerika (Amerika Utara) adalah: Islamic Home School Association of North America ((IHSANA), Jewish Home Educator’s Network, and National Institute for Christian Home Education.

Disarikan dari: Artikel Kuliah; Pendidikan Alternatif Sebuah Agenda Reformasi, Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta. (1999).

Sumber KLIK DISINI

Belajar Dari Sekolah Alternatif

Belajar Dari Sekolah Alternatif

CAHAYASIRA, Lombok - BERDASARKAN data BPS, penduduk miskin Indonesia pada 2003 sebanyak 37 juta jiwa. Mayoritas kaum papa ini hidup di pedesaan dengan fasilitas untuk menopang kehidupan mereka sehari-hari sangat terbatas. Keberadaan rumah sakit, sekolah di banyak pedesaan di negara kita masih belum mampu mengakomodasi hak-hak dasar kaum miskin. Kehidupan mereka yang secara finansial amat lemah semakin membuat mereka sulit untuk mengakses fasilitas-fasilitas pendidikan atau kesehatan yang jumlahnya sangat terbatas itu.

Jika banyak dari masyarakat kita yang sampai saat ini sulit untuk mengakses kebutuhan dasar seperti pendidikan, bagaimana program wajib belajar 9 tahun bisa berjalan sukses?

Tidak meratanya pembangunan di negara ini telah membuat sejumlah wilayah masih terisolasi. Sebagai contoh, banyak area yang sampai kini belum memilik sarana transportasi dan komunikasi yang memadai.

Kita bisa bayangkan, bagaimana masyarakat yang hidup di tempat-tempat terpencil dan di sejumlah area lainnya yang merupakan kantung-kantung kemiskinan akan sangat sulit untuk mengakses pendidikan wajar 9 tahun?

Begitu juga dengan akses pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah konflik, seperti Poso, Ambon, dan lain-lain. Tidak bisa disangkal, masih tingginya tingkat konflik horizontal berimplikasi buruk terhadap pelaksanaan wajar 9 tahun.

Akibatnya, banyak mereka yang tinggal di daerah konflik, akses untuk mendapat pendidikan menjadi terputus sama sekali. Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Bagaimanapun, pendidikan untuk masyarakat yang tinggal di wilayah konflik juga harus bisa diakomodasi. Bukankah program wajar 9 tahun itu harus diikuti seluruh masyarakat Indonesia tanpa kecuali?

Untunglah sejumlah kelompok masyarakat kita yang peduli dengan kaum marginal di negara ini mampu memberikan kontribusi positif berupa pembuatan sejumlah sekolah khusus orang miskin. Mereka percaya, pendidikan merupakan obat mujarab untuk meng ubah seseorang, dari yang miskin menjadi tidak miskin, dari yang bodoh menjadi berpengetahuan.

Sejumlah model sekolah pun mereka kembangkan untuk pendidikan kaum miskin. Di antaranya, model sekolah alternatif di Salatiga, sekolah gratis Alfa Centauri di Bandung, dan model sekolah di wilayah-wilayah konflik. Berikut ini akan diulas sejumlah sekolah yang bisa dikatakan cukup berhasil mengakomodasi hak-hak orang miskin untuk mendapatkan pengajaran.

Sekolah QT dan Centauri
Penyelenggaraan model sekolah alternatif di Salatiga, yakni SMP alternatif Qaryah Thayyibah (QT) terbilang sangat sukses. Bahkan, gaung kesuksesan sekolah tersebut terkenal di Indonesia. Sekolah itu pun kini jadi inspirasi bagi masyarakat di wilayah lain untuk membuat sekolah sejenis SMP alternatif QT.

Ide pembuatan SMP alternatif QT di Desa Kalibening, Salatiga berangkat dari keprihatinan Baharuddin, warga desa setempat yang kini menjabat sebagai kepala di sekolah tersebut, atas mahalnya biaya pendidikan. Masyarakat setempat yang hidup dalam kemiskinan, tidak akan mampu menyekolahkan anak-anaknya. Untuk kehidupan sehari-hari saja warga Kalibening sudah sulit memenuhinya, apalagi menyediakan biaya sekolah, buku, transportasi. Akibatnya, banyak anak di desa itu yang hanya bersekolah sampai SD, itu pun banyak yang tidak lulus.

Melihat kondisi desanya itu, Baharuddin menginginkan adanya perubahan dan dia pun segera memutuskan untuk mendirikan sekolah setingkat SMP untuk membantu warga miskin mengakses pendidikan murah dan berkualitas.

Melalui rembukan di antara warga setempat, disepakati pembuatan sekolah alternatif QT yang kurikulumnya tetap didasarkan pada kurikulum nasional (kurnas). Hanya, pada sekolah QT, muatan pengetahuan teknologi informasi dan bahasa Inggris mendapat porsi yang lebih banyak.

Bantuan koneksi internet dari kawan Baharuddin membuat sekolah QT tidak pernah putus dengan jaringan informasi dunia. Para anak didik semangat untuk menggunakan internet guna menghapuskan rasa haus mereka akan ilmu. Hasilnya, sekolah QT bisa unggul jauh dibandingkan sekolah induknya. Bahkan, sejumlah muridnya berhasil menjuarai kontes pidato bahasa Inggris mengalahkan para siswa yang berasal dari sekolah yang berbiaya mahal.

Meski mengadopsi kurnas, Baharuddin mengadopsi pendidikan yang membebaskan muridnya berperan aktif dalam kelas. Para murid, yang merupakan anak-anak dari buruh tani setempat, begitu lantang berbicara di kelas. Mereka berani mengemukakan pendapatnya sendiri. Tentunya, sikap-sikap seperti ini sangat baik sebagai modal mereka untuk mengarungi kehidupan nanti.

Selain sekolah QT di Salatiga, di Bandung ada juga sekolah yang dikhususkan untuk orang miskin, yakni SMA Alfa Centauri. Sekolah ini digagas oleh Sony Sugema, salah seorang pengusaha bimbingan belajar (bimbel). Sony melihat banyak orang miskin yang pintar tidak bisa meneruskan sekolah karena keterbatasan finansial orang tua mereka.

Akhirnya, dengan mengalokasikan sejumlah keuntungan bisnisnya, SMA Alfa Centauri pun didirikan pada Juli 2003. Sekolah ini memang benar-benar gratis. Tidak heran, banyak yang tertarik untuk sekolah di sana. Tentu saja, tidak semua bisa diterima. Karena itu, pihak penyelenggara pendidikan di SMA Alfa Centauri mengadakan seleksi untuk memilih siapa saja yang berhak sekolah di SMA yang terletak di Jln. Supratman Bandung itu.

Model sekolah ala Sony ini seharusnya bisa juga diteladani para pengusaha lainnya. Bagaimanapun, suksesnya wajar 9 tahun butuh kerja sama dari berbagai pihak, termasuk melibatkan peran aktif pengusaha sebagai penyokong dana guna terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dan mengakomodasi kepentingan orang miskin.

Sekolah di daerah konflik
Model sekolah alternatif di sejumlah wilayah konflik, berawal dari hancurnya fasilitas pendidikan seperti yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah pasca konflik Mei 2000. Agar hak masyarakat mengakses pendidikan dasar tidak terputus, sejumlah masyarakat dan LSM yang peduli dengan pendidikan, memutuskan membuat sekolah alternatif.

Para siswa di wilayah Poso dikumpulkan tanpa melihat perbedaan latar belakang mereka, baik dari unsur sara maupun status ekonomi. Para anak didik diberikan pengertian bahwa perbedaan suku, agama di antara mereka bukan sesuatu yang harus dipertentangkan.

Tentu saja, peran mentor atau guru pembimbing untuk mendidik anak-anak di wilayah konflik sangat vital. Para mentor ini harus mampu menangkap gejolak psikologis yang mungkin timbul akibat trauma setelah menyaksikan kerusuhan sosial di wilayah mereka tinggal.

Tentu saja, masyarakat yang hidup di wilayah konflik punya banyak keterbatasan, baik dari aspek ekonomi maupun aspek lainnya, sehingga kehidupan mereka ditopang dana dari pemerintah atau lembaga lainnya. Karena itu, untuk pembiayaan pembuatan sekolah alternatif di wilayah konflik, sudah jelas para orang tua harus dibebaskan dari biaya pendidikan anak-anak mereka.

Sumber KLIK DISINI

75 Tempat Wisata di Pulau Lombok

75 Tempat Wisata di Pulau Lombok

CAHAYASIRA, Mataram - Berikut kami update tempat-tempat wisata di pulau Lombok khususnya di kabupaten Lombok Utara.

1. Air Terjun Aik Temer 
Wisata Lombok setinggi 40 m di Desa Kembang Kuning, Kec Sikur, di kaki Gunung Rinjani pada ketinggian 600-1000 mdpl, dengan panorama hutan dan kawanan monyet liar, airnya dipercaya bisa menyuburkan rambut dan menyembuhkan penyakit.

2. Air Terjun Benang Stokel Lombok :
Wisata Lombok setinggi 20 m di Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, 22 Km dari Kota Praya, yang dipercaya airnya bisa menyembuhkan penyakit, ada warung makan, warung kopi, penginapan di rumah penduduk, dan pos pengamanan.

3. Air Terjun Benang Kelambu Lombok :
Wisata Lombok setinggi 35 meter yang jaraknya sekitar 1 Km dari Air Terjun Benang Setokel, yang bisa ditempuh dengan naik kendaran atau berjalan kaki lewat jalan setapak melewati hutan yang dihuni kawanan kera ekor panjang.

4. Air Terjun Kerta Gangga Lombok :
Tempat wisata air terjun yang lokasinya berada di Dusun Kerta, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, sekitar 15 Km dari Bangsal, yang bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua, roda empat, atau pun dengan cidomo.

5. Air Terjun Mayung Putek Lombok
Wisata Lombok di Sembalun, Lombok Timur, dengan kandungan belerang karena airnya turun langsung dari Gunung Rinjani, sehingga airnya yang berwana keputihan itu dipercaya bisa menyembuhkan bebagai penyakit kulit.

6. Air Terjun Otak Kokoq Joben Lombok :
Wisata Lombok di Desa Montong Betok, Kec Montong Gading, berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Rinjani, airnya juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Ada tempat beristirahat dan kolam renang.

7. Air Terjun Sindang Gile Lombok
Wisata Lombok setinggi 40 meter di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok, di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, sekitar 52 Km dari Bangsal, dengan menuruni sekitar 200 lebih anak tangga.

8. Air Terjun Tiu Kelep Lombok
Wisata Lombok setinggi 30 meter yang juga berada di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara,dimana di sekitar lokasi terdapat penginapan, restoran, dan fasilitas penunjang lainnya.

9. Air Terjun Tiu Pupus Lombok
Wisata Lombok setinggi 50 m dengan genangan air sedalam 20 m, yang berada di Dusun Kerurak, Desa Genggelang, Lombok Utara, sekitar 2,5 Km dari Jalan Raya Lendang Bagian. 

10. Air Terjun Tiu Teja Lombok
Wisata Lombok yang lokasinya berada di hutan Desa Santong, Kecamatan Kayangan, sekitar 35 Km dari Bangsal, Lombok Utara. Selain panorama alam di sini juga terdapat kera hitam, berbagai jenis burung, kupu-kupu dan satwa lainnya

11. Anyaman Lontar Suradadi  
Wisata Lombok di Desa Suradadi, Kecamatan Terara, sekitar 25 km dari kota Selong, Lombok Timur, dengan bahan daun lontar berasal dari pulau Sumbawa, yang dikerjakan oleh wanita dan anak-anak.

12. Bangsal Lombok
Tempat wisata Lombok yang merupakan sebuah dermaga umum yang menghubungkan pulau Lombok dengan Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan, dan merupakan tempat snorkeling dan menyelam yang berada di Barat Laut Pesisir Lombok.

13. Bau Nyale Lombok
Wisata Lombok yang merupakan tradisi tahunan dengan nilai sakral tinggi bagi suku Sasak Nyale adalah binatang laut yang digunakan sebagai jajanan, ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, untuk lauk pauk, obat kuat dan penggunaan lain yang bersifat magis.

14. Bendungan Pengga Lombok
Wisata Lombok di Desa Pelambik, Praya Barat, Lombok Tengah, yang diresmikan pada 16 Oktober 1994, yang digunakan sebagai irigasi pertanian seluas 3.589 ha serta pembangkit listrik PLTA 400 mwh/tahun, selain untuk pengendali banjir.

15. Bendungan Batujai Lombok
Wisata Lombok di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat, sekitar 5 Km dari Kota Praya, Lombok Tengah, dimana tersedia tempat untuk memancing serta warung.

16. Desa Loyok Lombok
Wisata Lombok yang berada di Desa Loyok, Kecamatan Sikur, 14 km dari Kota Selong, penghasil kerajinan bambu yang selain digunakan untuk keperluan sehari-hari, juga dijadikan sebagai cinderamata.

17. Desa Sapit Lombok
Wisata Lombok yang berada di Kecamatan Swela, Lombok Timur, 65 km dari Kota Selong, dengan panorama persawahan dan pegunungan, Samudera Indonesia dan Selat Alas, dan puncak Gunung Rinjani. Tersedia beberapa penginapan.

18. Dusun Senanti Lombok
Wisata Lombok dengan kerajinan patung unik, menyerupai patung Asmat, di Desa Sukaraja, Kecamatan Jerowaru, 25 Km dari Kota Selong, Lombok Timur. Kayu yang digunakan adalah Kayu Lian, Mahoni, Bajur dan Kayu Jati.

19. Gendang Beleq Lombok
Wisata Lombok berupa pertunjukan orkestra yang peralatan musik gendang beleq, gendang kodeq, reog untuk melodi, perembak beleq dan petuk, perembak kodeq, gong besar, gong penyentak, gong oncer dan bendera yang disebut telontek.

20. Gili Air Lombok
Wisata Lombok berpasir putih yang ukuran pulaunya terkecil di Lombok Utara, dicapai 25 menit dari Pelabuhan Bangsal, dimana pengunjung bisa menyelam, berjemur, dan tersedia penginapan kelas melati, restoran dan bar.

21. Gili Asahan Lombok
Wisata Lombok yang merupakan sebuah pulau berpenghuni di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat yang bisa ditempuh alam waktu 1,5-2 jam dari Kota Mataram.

22. Gili Bagek/ Gili Kondo Lombok
Wisata Lombok di sebuah pulau kecil di perairan Kecamatan Sambelia, 50 km dari Kota Selong, 25 menit melalui pantai transat di Kecamatan Sambelia atau 45 menit dari Pelabuhan Kayangan Lombok.

23. Gili Gede Lombok
Wisata Lombok yang merupakan sekumpulan pulau kecil di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat sejauh 35 km dari Gerung, dan lalu naik perahu selama 20 menit.

24. Gili Kedis Lombok
Wisata Lombok selebar 250 m yang merupakan pulau terkecil diantara keempat pulau yang ada di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, dengan pantai yang jernih hening dan kabarnya mendapat julukan sebagai romantic Island oleh para turis dari manca negara.

25. Gili Meno Lombok
Wisata Lombok berpasir putih yang terletak di antara Gili Trawangan dan Gili Air, 35 menit dari Pelabuhan Bangsal pengunjung bisa berenang, snorkeling, melihat taman laut dengan karang biru yang terindah di dunia, berjemur, menginap.

26. Gili Nanggu, Gili Tangkong, dan Gili Sudak Lombok
Wisata Lombok berupa deretan pulau-pulau kecil berpasir putih dihias batu karang, ditempuh dengan kendaraan umum dari Gerung ke Lembar, dan lalu naik perahu 30 menit. Bisa menginap di Gili Nanggu untuk menikmati matahari terbit.

27. Gili Sulat Lombok
Wisata Lombok berupa sebuah pulau kecil, dengan panjang 5,2 km di Lombok Timur. Sekitar 500 m di sebelah barat laut Gili Sulat terdapat Gili Lawang, dengan hutan bakau dan taman bawah laut, dan pada musim tertentu terlihat kawanan lumba-lumba ini.

28. Gili Trawangan Lombok
Wisata Lombok 20 km dari Senggigi, pulau terbesar dan terjauh di Lombok Utara, 45 menit dari Pelabuhan Bangsal, berpasir putih, ada pondok wisata, hotel melati, restoran, gua Jepang.

29. Gua Bengkang Lombok
Wisata Lombok di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, mengandung endapan fosfat yang berasal dari kelelawar. Ada gua lain yang bernama Gua Pengembur, namun tidak ada informasi yang jelas mengenai gua ini.

30. Hutan Wisata Pusuk Pass Lombok
Wisata Lombok yang lokasinya berada di perbatasan Lombok Barat dan Lombok Utara, yang merupakan kawasan hutan rimbun dimana terdapat ratusan ekor monyet yang berlalu-lalang dipinggir jalan menunggu diberi makan oleh pengendara yang melintas.

31. Kerajinan Gerabah Penujak Lombok
Wisata Lombok di Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, sekitar 1,5 jam dari Kota Mataram, yang merupakan keahlian yang diajarkan secara turun temurun oleh penduduk di desa ini.

32. Kerajinan Tenun Tradisional Sukarara Lombok
Wisata Lombok di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, 28 Km dari Kota Mataram, dengan benang kapas, sutera, perak, dan emas serupa kain songket, bisa melihat proses pembuatan kain tenun yang dilakukan wanita berpakaian adat Sasak.

33. Makam Batu Layar Lombok
Wisata Lombok di kawasan wisata Senggigi, yang lokasinya berada di salah satu perbukitan di belokan jalan raya Senggigi. Tempat ini dipercaya merupakan petilasan dari Syech Duhri Al Haddad Al Hadrani, ulama penyebar Islam dari Bagdad.

34. Makam Mambalan Lombok
Wisata Lombok di Desa Mambalan, Lombok Barat, dimana terdapat makam Lalu Gede, seorang penyebar agama Islam yang berdakwah, mengajar mengaji di Desa Mambalan dan sekitarnya, ketika Lombok masih dijajah oleh Gusti Anak Agung Bali.

35. Makam Nyatok Lombok
Wisata Lombok di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, sekitar 49 km dari Kota Mataram, yang terletak tidak jauh dari Masjid Tua Rembitan. Wali Nyatok merupakan orang yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Islam di wilayah itu.

36. Makam Serewe Lombok
Wisata Lombok yang merupakan kompleks makam raja-raja Pejanggik dan keluarganya, yang merupakan raja-raja yang pernah berkuasa di Lombok Tengah, sebelum ditaklukan oleh Kerajaan Karangasem.

37. Masjid Bayan Beleq Lombok
Wisata Lombok yang berumur lebih dari 300 tahun di Kec Bayan, 80 km dari Mataram, berukuran 9 x 9 meter, berdinding rendah terbuat dari anyaman bambu, atap tumpang dari bilah-bilah bambu. Bayan adalh salah satu gerbang masuk Islam di Pulau Lombok.

38. Masjid Gunung Pujut Lombok
Wisata Lombok di puncak Gunung Pujut, Lombok Tengah yang berasal dari jaman Hindu-Islam (Waktu Telu).

39. Masjid Karang Bayan Lombok
Wisata Lombok di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, yang bisa dicapai dengan melalui Desa Batu Kumbung ke arah utara melewati Pasar Endut, atau melalui Desa Duman.

40. Masjid Kuno Rembitan Lombok
Wisata Lombok di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, didirikan pada abad 16, seusia Masjid Tua Bayan dan Masjid Tua Pujut, dengan fondasi tanah, tali dari bahan ijuk dan tali saot, dan tali pengikat atap alang-alang yang disebut male.

41. Memaos Lombok
Wisata Lombok berupa lomba membaca lontar yang menceritakan hikayat kerajaan di masa lampau. Satu kelompok pepaos terdiri dari satu orang sebagai pembaca, satu orang sebagai pejangga dan satu atau orang sebagai pendukung vokal.

42. Pantai Awang Lombok
Wisata Lombok di Desa Awang, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Awal tahun 2009 beberapa ruas jalan dan jembatan menuju ke Pantai Awang dikabarkan rusak, yang mudah-mudahan saat ini sudah diperbaiki.

43. Pantai Gerupuk Lombok
Wisata Lombok di Desa Gerupuk, Kecamatan Pujut, Lombok tengah, sekitar 9 km dari Pantai Kuta, dimana pengunjung bisa berenang, berselancar di Teluk Gerupuk dengan naik perahu nelayan dari pantai ini.

44. Pantai Kuta Lombok
Wisata Lombok berpasir putih yang sangat indah pada saat air laut surut, dengan lipatan kerang, terumbu karang dan bermacam jenis biota laut lain; di bulan Februari atau Maret dilakukan upacara Bau Nyale.

45. Pantai Mangsit Lombok
Wisata Lombok yang lokasinya berada di sebelah utara Pantai Senggigi, dengan pasir putih, ombak yang tidak terlalu kuat, dan panorama ini, berjarak sekitar 20 km dari Kota Mataram.

46. Pantai Mawi Lombok
Wisata Lombok dengan panorama indah dan ombak yang baik untuk berselancar, berada sekitar 35 menit perjalanan dari Pantai Kuta, dengan prasarana jalan yang tampaknya masih memerlukan perbaikan.

47. Pantai Mawun Lombok
Wisata Lombok berpasir putih bersih yang berada di sebelah barat Pantai Kuta, terletak diantara dua perbukitan, dengan ombak yang baik untuk berselancar, dan sesuai untuk berjemur matahari, berenang, dan bersantai.

48. Pantai Medana Lombok
Wisata Lombok yang posisinya berdekatan dengan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Di pantai yang pernah disinggahi ratusan kapal layar yang sebelumnya mengikuti Sail Bunaken ini, pengunjung bisa menikmati panorama saat matahari tenggelam.

49. Pantai Mekaki Lombok
Wisata Lombok berpasir putih indah yang lokasinya berada di barat daya Pulau Lombok, sekitar 50 km atau satu setengah sampai dua jam perjalanan dari Kota Mataram.

50. Pantai Seger Lombok
Wisata Lombok berpasir putih bersih dengan pemandangan indah dikelilingi perbukitan, 65 kilometer dari Kota Mataram, dengan air jernih dan tenang yang baik untuk berenang. Di sini, antara Februari-Maret, diselenggarakan pesta Bau Nyale.

51. Pantai Senggigi Lombok
Wisata Lombok yang telah lama terkenal, berjarak sekitar 12 km dari Kota Mataram, dimana pengunjung bisa melakukan water skiing, berjemur, dan menikmati panorama pantai saat matahari terbenam.

52. Pantai Sira Lombok
Wisata Lombok di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, dimana pengunjung bisa snorkeling, dan terumbu karang lepas pantai. Di dekat pantai ini terdapat lapangan golf 18-hole bertaraf internasional.

53. Pantai Surga Lombok
Wisata Lombok di Desa Pemongkong, Kecamatan Jerowaru, sekitar 50 km dari Kota Selong, Lombok Timur, dimana pengunjung bisa melakukan surfing, atau menikmati pemandangan pantai.

54. Pantai Tanjung Aan Lombok
Wisata Lombok di Desa Aan, Lombok Tengah, tidak jauh dari Pantai Kuta, sekitar 54 km dari Kota Mataram, yang ombaknya sesuai untuk berselancar, juga untuk snorkeling, dan berenang.

55. Pelabuhan Lembar Lombok
Wisata Lombok di Teluk Labuhan Tereng dengan pemandangan yang indah, berjarak sekitar 30 km dari Kota Mataram. Di Pelabuhan Lembar terdapat pelabuhan umum dan pelabuhan penyeberangan.

56. Pemandian Aik Bukak Lombok
Wisata Lombok di Desa Aik Bukak, Kecamatan Batukliang Utara, 20 Km dari Kota Praya, dibangun sekitar tahun 1970, berupa kolam pemandian dengan air jernih yang dilengkapi restoran, penginapan, dikelilingi kawasan hutan.

57. Pemandian Aik Nyet Lombok
Wisata Lombok yang lokasinya berada di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

58. Penakak Lombok
Wisata Lombok berupa kerajinan gerabah Desa Penakak, di Kec Masbagik, 7 km dari Kota Selong, dibuat dari tanah liat dengan standar mutu internasional, dimana pengunjung bisa langsung membeli dan juga melihat proses pembuatan gerabahnya.

59. Perkebunan Kopi Persil Lombok
Wisata Lombok seluas 270 ha di Desa Lantan, Kecamatan Batukliang Utara, 25 Km dari Kota Prayadi, di lereng barat daya Gunung Rinjani, pada ketinggian 1.020 mdpl, dibangun pada 1930, dilengkapi kolam warung, pemancingan, dan penginapan.

60. Pura Batu Bolong Lombok
Wisata Lombok berupa sebuah pura yang dibangun di atas karang di tepi pantai. Menurut legenda, di tempat ini dahulu sering dilakukan pengorbanan perawan untuk diberikan kepada ikan hiu. Dari tempat ini pengunjung bisa Gunung Agung di Pulau Bali.

61. Pura Gunung Pengsong Lombok
Wisata Lombok di puncak Gunung Pengsong, Desa Kuranji, Kec Labuapi, dicapai dengan menaiki 350 anak tangga.Di salah satu pura tertua di Lombok ini terdapat banyak monyet liar yang keberadaannya cukup menghibur pengunjung yang datang.

62. Pura Lingsar Lombok
Wisata Lombok di Desa Lingsar, Kec Narmada, 9,5 km dari Kota Mataram, dibangun pada 1714, direnovasi pada 1878, merupakan lambang kerukunan penganut Hindu Bali dan Muslim Sasak penganut Islam Wektu Telu, karena sama-sama beribadah di Pura ini.

63. Pura Narmada Lombok
Wisata Lombok di Desa Lembuah, Kec Narmada, 10 Km dari Kota Mataram, dibangun abad ke-19 oleh Raja Anak Agung Dede Karang Asem, tiruan Danau Segara Anak di kaldera Gunung Rinjani, dimana terdapat pura, kolam dan mata air yang berasal dari Gunung Rinjani.

64. Pusuk Pass Lombok
Wisata Lombok di puncak bukit di perbatasan Lombok Barat dan Lombok Utara, 15 menit dari Bandar Udara Selaparang, dengan pemandangan hutan lindung, gerombolan kera jinak, ada Tuak Manis dari nira.

65. Rebo Bontong Lombok
Wisata Lombok yang dimaksudkan untuk menolak bala yang dilakukan setahun sekali pada Rabu minggu terakhir bulan Syafar, yang menurut kepercayaan masyarakat Sasak merupakan puncak terjadinya bala.

66. Rumah Adat Karang Bayan Lombok
Wisata Lombok yang lokasinya berada di Desa Karang Bayan, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat.

67. Sabuk Belo Lombok
Wisata Lombok berupa upacara pengeluaran Sabuk Belo sepanjang 25 m warisan turun temurun masyarakat di Lenek Daya, yang diusung keliling kampung pada peringatan Mulud Beleq 12 Rabiul Awwal, diakhiri dengan memberi makan kepada berbagai jenis mahluk.

68. Selong Belanak Lombok
Wisata Lombok yang letaknya berada di antara perbukitan yang sesuai untuk lokasi penyelaman, berselancar, berenang dan memancing ikan.

69. Senaru Lombok
Wisata Lombok yang merupakan pos pendakian ke Gunung Rinjani, membutuhkan 2 atau 3 hari pendakian ke arah barat menuju Danau Segara Anak sebelum ke puncak ada pusat informasi, porter dan sewa perlengkapan pendakian.

70. Slober Lombok Timur
Wisata Lombok berupa musik tradisional Lombok, dengan alat musik unik dan sederhana, terbuat dari pelepah enau dengan panjang 1 jengkal dan lebar 3 cm, didukung gendang, petuk, rincik, gambus, seruling, dimainkan tiap purnama.

71. Tari Jangger Lombok
Wisata Lombok yang biasa dipentaskan pada acara perkawinan, sunatan, ulang tahun dan acara lainnya, yang dilakukan oleh perempuan dengan melantunkan tembang-tembang yang di iringi oleh musik gamelan Lombok.

72. Tendang Mendet Lombok
Wisata Lombok di Sembalun, berupa tarian perang yang ada sejak zaman kejayaan Kerajaan Selaparang, dimainkan belasan orang berpakaian lengkap dengan membawa senjata tombak, tameng, kelewang, diringi Gendang Beleq dan syair-syair perjuangan.

73. Tenun Gedogan Pringgasela Lombok
Wisata Lombok berupa kerajinan kain tenun Gedogan tradisional Sasak, di Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, 10 km dari Kota Selong, yang dibuat dari bahan-bahan tradisional dengan memakai alat tenun tradisional.

74. Tete Batu Lombok
Wisata Lombok pada ketinggian 700 mdpl dengan panorama pedesaan dan udara sejuk, di tengah jalur menuju Air Terjun Aik Temer, Otak Kokoq, Desa Pringgasela dan Suradadi, dengan hotel, cottage dan restoran.

75. Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok
Wisata Lombok yang merupakan gunung dengan puncak tertinggi ke-2 di Indonesia (kurang lebih 3726 m), terkenal dengan Panorama Puncak, Gunung Baru Jari, Segara Anak; Gua Pengantin, Gua Susu, Gua Manik dan Air Panas. Pada 2008, ditetapkan menjadi taman bumi dunia oleh PBB.